Kegiatan Selama Masa Diklat Di Rumah Gemilang Indonesia

Pada saat pertama kali masuk ke Rumah Gemilang Indonesia, saya merasa senang sekaligus sedih. Saya senang karena akhirnya saya bisa keluar dari zona nyaman saya sedikit demi sedikit. Dengan mengikuti Diklat RGI ini memudahkan saya untuk mencapai semua impian saya. Adapun yang membuat saya merasa sedih karena saya harus tinggal berjauhan dengan keluarga. Tapi seiring berjalannya waktu, saya sudah mulai betah dan terbiasa hidup jauh dari orang tua. 

Di RGI ini ada banyak kegiatan yang selalu kita kerjakan setiap harinya, diantaranya, kami bangun tidur sekitar pukul 3 pagi untuk melaksanakan Sholat Tahajud, lalu setelah sholat tahajud, di hari Senin & Kamis kami persiapan untuk makan sahur untuk melaksanakan puasa Senin-Kamis. Setelah itu kami bersiap-siap untuk Sholat Subuh berjamaah. Selesai sholat subuh, lalu kami setoran hafalan Al-Qur'an kemudian kembali ke asrama untuk bersiap-siap melaksanakan SCC pagi. Lalu kami masuk SCC dari pukul 7-9 pagi. Setelah selesai SCC pagi, kami masuk kelas masing-masing dan mengikuti pembelajaran hinggal pukul 5 sore.

Setiap hari Sabtu kami masuk kelas tambahan dari pukul 9 pagi - 3 sore. Setelah itu di hari sabtu malamnya kami selalu mengadakan kegiatan Muhadhoroh yang diadakan setiap 2 minggu sekali, bergantian dengan nonton bareng. 

Dan yang terakhir, di setiap hari minggu kami mengadakan kegiatan bersih-bersih akbar dilanjut dengan olahraga yaitu senam. Setelah itu kami free dan dipakai waktu beristirahat untuk menjalani kegiatan di keesokan harinya.

Survei Kepuasan Santri Materi Pengenalan Internet

Berikut Survei Kepuasan Santri Materi Pengenalan Internet. Silahkan isi sesuaikan hati nurani

Keseharianku di RGI

 

Hari pertama saya masuk ke RGI, awalnya saya merasa sedih karena ini pertama kalinya saya harus tinggal berjauhan dengan keluarga. Tapi seiring berjalannya waktu, saya sudah mulai merasa betah dan nyaman tinggal dan belajar di RGI ini. Ketika saya mengikuti masa ta'aruf ke Cigombong, Bogor saya mendapatkan pengalaman yang menyenangkan, karena disana saya semakin mengenal banyak teman-teman dari berbagai daerah di Indonesia. Disana juga saya mengikuti berbagai macam perlombaan. Dengan adanya perlombaan ini melatih kami dalam kekompakan, saling tolong menolong, serta menjalin kekeluargaan.

Hari-hari saya di RGI, kami bangun tidur sekitar pukul 3 dini hari untuk melaksanakan sholat tahajud. Dilanjut dengan bersih-bersih untuk persiapan sholat subuh dan SCC pagi. Setiap selesai sholat subuh kami menghafal surat-surat juz 30, lalu menyetorkannya. Kami juga membiasakan diri untuk melaksanakan puasa Senin-Kamis. Kami masuk kelas dari sekitar pukul 9 pagi hingga pukul 5 sore. Lalu kami bersih-bersih dan bersiap untuk melaksanakan sholat maghrib berjamaah, dilanjut dengan SCC malam dan sholat isya berjamaah. Kemudian kami bersiap untuk masuk kelas tambahan dari jam 8 sampai dengan jam 10 malam. Setelah selesai kelas tambahan kami pun istirahat dan tidur tepat waktu.

Itulah kegiatan saya sebagai santri di Rumah Gemilang Indonesia.

Adab Ketika Berbicara

Rasulullah SAW adalah suri teladan terbaik bagi umat Islam. Termasuk bagaimana adab Rasulullah SAW ketika berbicara seperti yang dicontohkannya.
Ketika berbicara, terdapat beberapa adab atau aturan yang perlu dipatuhi oleh kaum muslim. Dikutip dari buku Ringkasan Kitab Adab karya Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub, berikut beberapa adab Rasulullah SAW saat berbicara.

 7 Adab Rasulullah saat Berbicara

1. Tidak Berkata Buruk atau Kotor. Adab Rasulullah SAW ketika berbicara yang pertama adalah tidak berkata buruk, jorok, maupun kotor.Adab Rasulullah SAW ketika berbicara yang pertama adalah tidak berkata buruk, jorok, maupun kotor. Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling baik akhlaknya. Tentu saja beliau selalu terjaga dari perkataan yang tidak berguna apalagi perkataan kotor.
2. Tidak Ada Dusta dalam Candaan. Adab Rasulullah SAW ketika berbicara yang kedua adalah tidak berbohong meskipun itu hanya bercanda dengan tujuan membuat orang lain tertawa.
   
   Mu'awiyah bin Haidah RA berkata, dia mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Celakalah bagi seseorang yang berbicara lalu berdusta untuk membuat sekelompok orang tertawa. Celakalah dia, celakalah dia." (HR Abu Dawud, Ahmad, At-Tirmidzi, Ad-Darimi, dan Al-Baghawi).
   
3. Mendahulukan yang Lebih Tua. Adab berbicara yang ketiga adalah mendahulukan yang lebih tua untuk berbicara.
   
   Rasulullah SAW sangat menghormati orang yang lebih tua darinya. Beliau sering mendahulukan kepentingan-kepentingan mereka di antara yang lebih muda. Tentunya, beliau juga mendahulukan mereka dalam hal percakapan.
   
4. Tidak Menyela Pembicaraan. Adab Rasulullah SAW ketika berbicara yang keempat adalah tidak menyela pembicaraan yang dilakukan oleh orang lain.
   
   Ketika itu, Rasulullah SAW sedang berceramah terhadap suatu kaum. Lalu tiba-tiba ada seseorang masuk dan menanyakan tentang hari kiamat. Bukannya menghentikan ceramah dan menjawab pertanyaan seseorang tadi, beliau memilih untuk terus meneruskan pidatonya.
   
   Hal ini yang mendasari etika ketika berbicara itu tidak boleh menyela. Maka sebaiknya, ketika ingin bertanya, lebih baik menunggu pembicaraan itu selesai terlebih dahulu.
   
5. Tidak Tergesa-gesa. Selanjutnya, adab Rasulullah SAW ketika berbicara adalah tidak tergesa-gesa dan pelan saja. Hal ini bertujuan agar orang-orang yang mendengar akan lebih paham dan menangkap apa yang dibicarakan.
   
   Diriwayatkan oleh Ahmad, "Rasulullah SAW tidak berbicara cepat seperti kalian berbicara, beliau berbicara dengan pembicaraan yang ada garis pemisah dan pembeda antaranya, orang yang mendengarnya akan dapat menghafalnya." (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Tirmidzi, dan Abu Dawud)
   
6. Menghindari Debat. Orang yang berdebat tidak disukai dalam agama Islam karena debat dapat memicu pertengkaran dan pertikaian yang lebih besar kemudian.
   
   Dari Abu Umamah RA, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Aku akan menjamin sebuah istana di sekitar surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan meskipun dia benar. Dan aku menjamin sebuah istana di tengah-tengah surga bagi orang yang tidak berdusta meskipun bercanda. Dan aku menjamin istana di atas surga bagi orang yang berakhlak mulia." (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
7. Menghindari Ghibah
   Adab Rasulullah SAW ketika berbicara yang selanjutnya adalah selalu menghindari ghibah atau membicarakan kejelekan orang lain. Alasannya adalah ghibah merupakan salah satu akar kebencian dan permusuhan yang ada pada manusia.
   
   Larangan ini langsung Allah SWT katakan dalam firman-Nya surah Al-Hujurat ayat 12 yang artinya,
   
   "... Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
   
   Demikian pembahasan mengenai adab Rasulullah SAW ketika berbicara. Semoga bermanfaat.